Model Kepemimpinan Pembelajaran Disekolah



Model Kepemimpinan Pembelajaran Disekolah

Sahabat Dunia pendidikan, melanjutkan dari artikel wacana  kali ini akan kita bahas mengenai Model kepemimpinan pembelajaran disekolah berikut ini:

A.    Model Hallinger dan Murphy (1985)

Model Hallinger dan Murphy terdiri empat dimensi dan 11 deskriptor yang sanggup diringkas menyerupai tabel berikut sebagai berikut.
Tabel 1. Dimensi dan Deskriptor
Dimensi
Deskriptor
Merumuskan misi
Merumuskan tujuan sekolah
Mengkomunikasikan tujuan sekolah
Mengelola Program pembelajaran
Mensupervisi dan mengevaluasi pembelajaran
Mengkoordinasikan kurikulum
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa
Membangun iklim sekolah
Mengkontrol alokasi waktu pembelajaran
Mendorong pengembangan profesi
Memfokuskan pencapaian visi
Menyediakan insentif bagi guru
Menetapkan standar akademi
Memberikan insentif bagi siswa

B.     Model Murphy (1990)

Murphy membuatkan empat dimensi kepemimpinan yang selanjutnya diurai menjadi 14 tugas atau perilaku. Kerangka kerja (model) tersebut diringkas sebagai berikut.

Tabel 2. Dimensi dan Peran atau Perilaku
Dimensi
Peran atau Perilaku
Mengembangkan misi dan tujuan
Merumuskan tujuan sekolah
Mengkomunikasikan tujuan sekolah
Mengembangkan fungsi produksi pendidikan
Mendorong pembelajaran bermutu
Mensupervisi pembelajaran
Mengontrol alokasi waktu pembelajaran
Mengkoordinasikan kurikulum
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa
Mendorong iklim pembelajaran akademis
Membangun standard an impian positif
Memfokuskan pencapaian visi
Menyediakan insentif bagi guru dan siswa
Mendorong pengembangan profesi
Mengembangkan lingkungan kerja yang mendukung
Menciptakan lingkungan kerja yang tertib dan aman
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara bermakna

Mengembangkan kerja sama dan dan ikatan kohesif diantara staf
Menjamin siumber-sumber dari luar mendukung pencapaian tujuan sekolah
Membangun ikatan antara sekolah dengan keluarga siswa

C.    Model Weber (1996)

Weber mengidentifikasi lima domain utama kepemimpinan pembelajaran tanpa menguraikannya lagi secara lebih detil. Ke lima domain utama tadi adalah: 
(1) merumuskan misi sekolah, 
(2) mengelola kurikulum dan pembelajaran, 
(3) mendorong terciptanya iklim berguru yang positif, 
(4) mengobservasi dan memperbaiki pembelajaran, dan 
(5) melaksanakan penilaian kegiatan pembelajaran.

D.    Model Jones

Jones membagi kepemimpinan pembelajaran atas empat kuadran (A, B, C, dan D) menyerupai gambar berikut ini.

Gambar 1. Kuadran Kepemimpinan Pembelajaran

E.     Model Dit. Tendik

Dit. Tendik (2009) menunjukkan 12 kompetensi pemimpin pembelajaran yaitu: pemimpin pembelajaran harus mempunyai 12 kompetensi sebagai berikut:
(1)      mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada pembelajaran,
(2)      mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum,
(3)      membimbing pengembangan dan perbaikan proses berguru mengajar yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran serta pengelolaan kelas,
(4)      mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya,
(5)      membangun komunitas pembelajaran,
(6)      menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional,
(7)      melayani kegiatan siswa,
(8)      melakukan perbaikan secara terus menerus,
(9)      menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif,
(10)   memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan pembelajaran,
(11)   membangun teamwork yang kompak, dan
(12)   menginspirasi dan memberi contoh.


Sahabat Gak Belajar, Semua model yang telah disajikan Tidak ada model yang sempurna. Setiap model mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Model yang terbaik untuk diterapkan ialah model yang cocok deng4n kebutuhan sekolah. 

Sekian yang sanggup disampaikan, agar sanggup dijadikan sebagai teladan sekolah dalam melaksanakan pengelolaan sekolah yang lebih baik. Salam duniapendidikan Indonesia.
Related Posts