Penguatan Pendidikan Huruf Melalui Pilihan Dan Penggunaan Metode Pembelajaran
PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran
Sahabat Gak Belajar yang berbahagia, Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan memakai metode pembelajaran yang tepat. Guru harus arif menentukan semoga metode pembelajaran yang dipakai secara tidak eksklusif menanamkan pembentukan aksara penerima didik.
Metode pembelajaran yang dipilih harus sanggup membantu guru dalam memperlihatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan penerima didik. Melalui metode tersebut dibutuhkan siswa mempunyai keterampilan yang dibutuhkan pada masa XXI, menyerupai kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kolaborasi dalam pembelajaran (collaborative learning).
baca juga: Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis KelasBeberapa metode pembelajaran yang sanggup dipilih guru secara kontekstual, antara lain:
- Metode pembelajaran saintifik (scientific Llearning), sebagai metode pembelajaran yang didasarkan pada proses keilmuan dengan langkah kegiatan mulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik simpulan.
- Metode inquiry/discovery learning, yaitu penelitian/penyingkapan. Dalam Webster’s Collegiate Dictionary inquiry didefinisikan sebagai “bertanya tentang” atau “mencari isu dengan cara bertanya”, sedangkan dalam kamus American Heritage, discovery disebut sebagai “tindakan menemukan”, atau “sesuatu yang ditemukan lewat suatu tindakan”.
- Metode pembelajaran berbasis duduk kasus (problem-based learning),yaitu metode pembelajaran yang memfokuskan pada identifikasi serta pemecahan duduk kasus nyata, praktis, kontekstual,berbentuk duduk kasus yang strukturnya tidak terang atau belum terang solusinya(ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui mekanisme ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok.
- Metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), yaitu pembelajaran yang memakai proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, hingga dengan mempresentasikan produk pembelajaran menurut pengalaman nyata.
- Metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning),yaitu suatu model pembelajaran di mana siswa berguru dalam kelompok-kelompok kecil (umumnya terdiri dari 4-5 orang siswa) dengan keanggotaan yang heterogen (tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan suku/ras berbeda). Dalam menuntaskan kiprah kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi pembelajaran.
- Metode pembelajaran berbasis teks (text-based instruction/genrebased instruction), yaitu pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Metode pembelajaran ini mendasarkan diri pada pemodelan teks dan analisis terhadap fiturfiturnya secara eksplisit serta fokus pada hubungan antara teks dan konteks penggunaannya. Perancangan unit-unit pembelajarannya mengarahkan siswa semoga bisa memahami dan memproduksi teks baik verbal maupun tulis dalam banyak sekali konteks. Untuk itu, siswa perlu memahami fungsi sosial, struktur, dan fitur kebahasaan teks.
baca juga; Inilah Nilai-nilai Utama Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter Melalui Pilihan dan penggunaan metode-metode pembelajaran tersebut sanggup dilaksanakan dengan beberapa strategi, antara lain:
A. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning)
Melalui pembelajaran ini, penerima didik berlatih bagaimana bekerja sama dengan orang lain untuk menuntaskan sebuah proyek bersama. Fokus nilai dan keterampilan yang menjadi sasaran dalam seni administrasi pembelajaran kolaboratif yaitu kemampuan bekerja sama.
B. Presentasi
Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil pemikiran, tulisan, dan kajiannya di depan kelas. Nilai yang dibangun dengan seni administrasi ini yaitu rasa percaya diri,kemampuan berkomunikasi dan memberikan gagasan, serta kemampuan untuk mempertahankan pendapat dalam berargumentasi. Bagi penerima didik yang mempresentasikan, ia akan berlatih berargumentasi dengan baik. Bagi teman-teman sekelas, mereka akan berguru mengkritisi sebuah argumentasi dengan memperlihatkan argumentasi lain yang lebih rasional dan menurut data/fakta. Strategi ini akan memperkuat kemampuan untuk berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi penerima didik.
C. Diskusi
Dalam pembelajaran, penerima didik perlu dilibatkan secara aktif bersama teman-temannya secara berkelompok, berintegrasi secara verbal, saling bertukar pikiran dan informasi, saling mempertahankan pendapat, mengajukan anjuran dan gagasan yang lebih baik, serta bahu-membahu memecahkan duduk kasus tertentu dalam pembelajaran. Fokus penguatan aksara pada seni administrasi ini yaitu kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, percaya diri, dan mempengaruhi orang lain melalui tata cara berargumentasi yang baik.
D. Debat
Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk beradu argumentasi dalam sebuah perdebatan yang topiknya dipilih secara konkret dan kontekstual, semoga mereka sanggup mempertahankan argumentasinya secara logis, rasional, dengan bahasa yang komunikatif dan memikat perhatian pendengar (audiens). Fokus penguatan aksara pada seni administrasi inia dalah kemampuan berpikir kritis,kemampuan berkomunikasi, percaya diri, dan mempengaruhi orang lain melalui tata cara berargumentasi yang baik.
E. Pemanfaatan TIK
Dalam pembelajaran, penerima didik sanggup memanfaatkan teknologi isu dan komunikasi (TIK) dalam rangka menuntaskan tugas-tugas sekolah. Dengan memanfaatkan TIK untuk pembelajaran, dibutuhkan kemampuan penerima didik dalam memakai sarana TIK lebih baik, pembelajaran pun lebih efektif dan menarik. Fokus pada kegiatan ini yaitu literasi digital.
baca juga : Fokus Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam Sistem Pendidikan Nasional
PPK Melalui Pembelajaran Tematis
Penguatan Pendidikan Karakter melalui pembelajaran tematis yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan dengan mengalokasikan waktu khusus untuk mengajarkan nilai-nilai tertentu. Tema-tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas ini dibutuhkan semakin memperkaya praksis PPK di sekolah.
Satuan pendidikan mendesain sendiri tema dan prioritas nilai pendidikan aksara apa yang akan mereka tekankan.Satuan pendidikan sanggup menyediakan guru khusus atau memberdayakan guru yang ada untuk mengajarkan materi wacana nilai-nilai tertentu untuk memperkuat pendidikan karakter.
Demikian yang sanggup disampaikan mengenai Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin.
sumber : pedoman penguatan pendidikan karakter
Related Posts